Selasa, 11 Mei 2010

MENYIBAK PERANAN BP DI SEKOLAH

“Tik .., kamu dipanggil BP, hayo ada apa, jangan-jangan kamu ada masalah ya, atau kamu nakal ?”, demikian ketika Wiwik ketemu dengan Atik di Kantin Sekolah.

Sebenarnya ada apa dan bagaiman BP itu, jika kita menelaah pertanyaan diatas, jelas ada suatu yang mencurigakan mengapa BP memanggil seseorang siswa, jika ada anak yang dipanggil oleh BP, jelas timbul seribu pertanyaan ada masalah apa ?, kenapa dipanggil oleh BP, sehingga timbul rasa ketakutan jika berhubungan dengan guru BP, ditambah lagi guru BP berpenampilan menakutkan, yang terbayang pada diri siswa adalah akan kena marah tentang suatu keasalahan.

Jika kita melihat dari gambaran diatas betapa ketidak mengertian kita tentang sosok BP yang sebenarnya. Guru Bimbingan Penyuluhan /Guru Bimbingan Konseling (BP/BK) di sekolah Kejuruan pengertian BK agak berbeda jauh kalau disekolah kejuruan guru BK diartikan sebagai guru bimbingan karier . Namun itu semua peranannya sama yaitu bimbingan terhadap siswa.

Kesibukan tugas seorang guru BP/BK cukup memakan waktu, sementara orang menganggap tugasnya lebih ringan bila dibanding dengan guru Mata Pelajaran / Bidang Studi . Karena anggapanya guru BP/BK tidak mengajar atau tidak memegang salah satu bidang studi / Mata Pelajaran . Namun , Apakah anggapan itu benar ?, nah sekarang kita cari jawabannya betul apa tidak.

Pengertian guru Bimbingan dan Penyuluhan, Bimbingan yaitu guru yang mempunyai tugas memberikan bimbingan pada siswa dalam berbagai hal dengan tujuan supaya berhasil dalam menempuh studinya disekolah, Penyuluhan yaitu memberikan pengarahan kepada siswa tetang hal-hal yang baik pada siswa sehingga akan mempunyai pemahaman tetang kehidupan disekolah, oleh karena itu BP disekolah diperlukan sekali, akan tetapi tidak semua sekolah mempunyai guru khusus yang bertugas untuk BP, ada Sekolah–sekolah tertentu guru BP/BK ini sering dirangkap oleh guru Mata Pelajaran atau guru BP/BK merangkap guru mata pelajaran . tetapi jika sekolahnya sudah cukup maju basanya tugas BP akan diberikan pada guru khusus yang tanggung jawab untuk membimbing siswa bahkan lebih dari satu orang, misalnya kewajiban seorang guru BP/BK untuk menangani 150 orang siswa .tetapi yang lebih dari itu juga ada, hal itu disebabkan kurangnya guru BP/BK atau karena Guru mata pelajarannya saja masih kurang. Sebenarnya cara ini kurang tepat karena proses bimbingan menjadi tidak efektif. Namun apa boleh buat karena keterbatasan tenaga pengaja atau guru.

Banyak orang yang mengangap menjasi guru BP/BK itu enak/mudah, sebenarnya itu karena keterbatasannya pengetahuan tentang keBP/BK an, sehingga menggangap bahwa guru BP/BK seolah–olah kurang pekerjaan, ada pula yang beranggapan bahwa guru BP/BK bertugas mengawasi anak – anak , siswa – siswa yang nakal, jadi kalau ada anak nakal tinggal dilimpahkan pada guru BP/BK saja, pendapat ini sebenarnya juga kurang tepat, karena kenakalan siswa hanya tanggung jawab guru BP/BK semata, tetapi juga tanggung jawab guru lainnya juga.

Sedang yang paling tidak menyenangkan guru BP/BK barang kali adalah cemoohan dari rekan guru , bahwa guru BP/BK pekerjaannya hanya neplaki lalat ( neplek lalat}karena dianggapnya guru BP steiap hari tidak ada pekerjaan, namun guru BP/Bk menyadari dan percaya bahwa pekerjaan guru BP/BK cukup banyak dan menantang.

Sesuai dengan namanya yaitu guru bimbingan maka sebenarnya tugas utamanya adalah bimbingan terhadap siswa bermasalah. Baik masalah kesulitan belajar atau masalah – masalah lain yang pada akhirnya menimbulkan gangguan belajar atau mengakibatkan menurunnya prestasi disekolah. Demikian pula bagi siswa - siswa yang mempunyai prestasi baik dikelasnya juga menjadi perhatian tersendiri bagi guru bimbingan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar yang berprestasi akan tetap berprestasi, bahkan kalau dapat ditingkatkan lagi. Membimbing siswa berprestasi baik akan sama sulitnya dengan membimbing siswa yang kurang berprestasi . Karena biasanya siswa berprestasi kalau dikelasnya terdapat siswa kurang berprestasi cukup banyak, dapat terbawa arus yang kurang berprestasi.

Bagi guru bimbingan karier di sekolah kejuruan ini sangat penting karena siswa – siswa yang sudah tamat hendaknya dapat dipantau keadaannya . Apakah para tamatan sudah mendapat pekerjaan atau belum. Kalau ternyata sudah maka diusahakan mengetahui jenis pekerjaan yang dilaksanakan. Pekerjaan ini tidak mudah karena tamatyan rata – rata sulit dihubungi . Sehingga kadang – kadang hubungan antara sekolah dengan tamatan terputus. Memang ada sekolah yang dapat hubungan antara tamatan dan sekolah sangat baik. Ini berarti peran guru BP/BK sangat baik . Karena dapat menyadarkan para tamatan untuk selalu ada kontak dengan sekolah. Yang demikian ini patut ditiru / sebagai teladan.

Bagi sekolah yang mampu mencatat keberadaan tamatannya maka bagi guru BK dapat untuk mengetahui jenis pekerjaan tamatan. Dapat pula untuk memantau kesulitan kesulitan yang dialami dalam menghadapi pekerjaan . Hendaknya jabatan / pekerjaan pada tempat ia bekerja dapat meningkat. Disinilah peran guru BK/BP sangat membantu untuk memberi jalan keluar yang terbaik bagi tamatannya.

Dengan adanya jalinan hubungan ini mak bagi guru BK disekolah dapat digunakan untuk mengarahkan /membimbing para siswanya yang masih disekolah dalam menghadapi pekerjaan kelak kalau sudah tamat dan bekerja. Hal inipenting karena siswa yang masih sekolah belum memiliki bekal dan pengalamannya bagi guru BK yang diberikan terhadap siswanya ini sangat baik. Karena dalam mengarahkan /membimbing siswa memilih jenis pekerjaan perlu pemberian contoh – contoh pengalaman kongkrit.

Secara umum administrasi gur BP/BK sebenarnya cukup banyak. Bagi guru BP/BK sendiri sebenarnya sudah disadari . namun kadang – kadang karena beban tuga yang berlebihan seperti tersebut diatas mengakibatkan adminisatrasi kadang – kadang menjadi terbengkelai. Bagi guruBP/BK yang kreatif tentu mempunyai kiat tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan administrasi ini. Kiat masing – masing orang berbeda . karena hal ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi sekolah itu sendiri.

Pada saat penentuan kenaikan kelas atau penentuan keberhasilan EBTA/EBTANAS ini guru BP /BK menjadi sngat penting . karena orang yang dapat memberi sumber informasi mengenai siswanya yang bermasalah tersebut, walaupun sebenarnya sumber dari guru yang lain juga ada . Yang menjadi permasalahan utama biasanya dalah diantara siswa diambang naik /tidak naik atau siswa berhasil/tidak berhasil EBTA /EBTANAS .kalau siswa yang berprestasi pada penentuan ini umumnya tidak ada masalah .

Anggapan bahwa guru BP/BK harus dapat mengangani masalah – masalah kenakalan siswa dengan hukuman yang bersifat kekerasan/ hukuman fisik, hal ini kurang cocok pada saat ini. Karena penegakkan disiplin tata tertib sekolah dengan kekerasan nampaknya sudah berkurang yang dilaksanakan pada suatu sekolah. Jadi guru BP/BK supaya menghukum siswa yang bermasalah misalnya dengan berlari dilapangan atau bentuk – bentuklain yang sifatnya hukuman fisik nampaknya tidak tepat. Karena tugas guru BP/BK dalam bimbingan sebenarnya dilandasi dengan rasa kasih saying . sebagai layaknya antara orang tua terhadap anaknya. Tidaklah tepat kiranya apabbila guru BP/BK sebagaimna yng dilaksanakan anggota polisi. Yaitu mengawasi siswa yang melanggar disiplin tata tertib sekolah dan menhukumya. Namun jika masih ada sekolah yang melaksanakan BP/BK seperti polisi ini barang kali karena terpaksa. Yaitu tuntutan keadaan yang mengharuskan melakukan seperti itu . Tugas pengawasan tata tertib disiplin ini sebenarnya menjadi tanggung jawab bersama untuk semua guru yang ada disekolah tersebut.

Kesan guru BP/BK disekolah yang menakutkan hendaknya dapat dikurangi . Sehingga tidak ada kesan bahwa siswa kalau masuk ke ruang BP/BK seolah – olah seperti masuk kandang macan. Tetapi kalau masuk ruang seolah –olah seperti masuk kerumah sendiri yang disitu sudah ditunggu oleh orang tuannya.

Kesadaran siswa masuk ruang BP/BK tanpa harus dipanggil ini sangat baik dan perludibudayakan. Karena rata –rata siswa yang masuk ruang BP/BK karena dipanggil oleh guru BP/BK . Saat masuk ruangan banyak pertanyaan dalam hatinya . Apa salah saya? Apa yang harus saya jawab nantinya dan sebagainya . Maka jika guru BP/BK dapat mengembangkan sebagaimana tersebut diatas yaitu sepertinya hubungan orang tua dengan anaknya, penyelesaian kasus – kasus dapat ditangani dengan mudahsebagaimana seperti yang tersebut diatas , yaitu sepertinya hubungan orang tua dengan anaknya penyelesaian kasus –kasus dapat ditangani dengan mudah .

Dari masing – masing sekolah tinggalah memilih langkah mana yang paling cocok. Apakah kan menerapkan model polisi di sekolah atau model anak dengan orang tua . Karena dari masing – masing sekolah mempunyai karakteristik yang berbeda –beda . baik dari segi siwa maupun dari segi guru/pengajarnya. Pemilihan langkah / bentuk yang tidak tepat tidak akan berhasil menangani permasalahan , justru akan menambah masalah baru BP/BK yang modelnya seperti penanganan polisi mungkin juga dapat berhasil dengan baik atau juga tidak berhasil. Disamping itu penangganan model anak dan orang tua juga dapat berhasil dengan baik atau jga tidak berhasil tergantung pada kondisi dan situasi tempat.

Keberhasilan penanganan bimbingan disekolah sangat tergantung oleh kekompakan warga sekolah dalam menangani kasus . Karena kasus disekolah sebenarnya bukan tanggung jawab semata pada guru BP/BK tetapi tanggung jawab bersama warga sekolah yang bersangkutan . Keberehasilan penanganan masalah- masalah disekolah merupakan kebanggaan bersama sekolah yang bersangkutan. Dan pada akhirnya masyarakat yang menilai bahwa sekolah itu baik.

Haruskah membolos

“Tin kenapa tadi tidak ikut pelajaran Matematika ?”, Tanya Umi padan Titin yang sedang menikmati segelas es teh di katin, sambil dengan wajah cengar-cengir.
“Ah males, lagian kagak mudeng, malah pusing kepala !”, jawab Titin sekenanya.
“Kalau aku, memang tidak suka sama pak Azis (bukan nama sebenarnya) !”, sela Anto.

Dari dialog diatas, mari kita simak kenapa seorang siswa sampai tidak ikut pelajaran alias membolos dengan berbagai alasan, jelas tindakan tersebut merupakan hal yang sangat memprihatinkan bagi kita semua, karena tugas seorang pelajar yaitu harus belajar dengan menuntut ilmu, ilmu tersebut didapat dengan cara mengikuti proses belajr mengajar di sekolah.

Kadang kita lihat pada jam pelajaran banyak anak sekolah yang nongkrong di tempat-tempat yang tidak semestinya, mereka membolos sekolah tanpa menyadari tindakan itu keliru.

Marilah coba kita kupas apa dan kenapa siswa membolos sekolah, bolos sekolah yaitu meninggalkan sekolah sebelum waktu belajar habis tanpa izin dari sekolah, dalam membolos ini kadang dilakukan secara sendiri-sendiri, kadang juga bersama teman-temanya, dalam meninggalkan sekolah sangat bervariasi dilakukannya ada yang hanya meninggalkan sekolah pada jam tertentu saja. Sehingga pada suatu saat atau pada jam tertentu kembali kesekolah. Tapi ada juga yang bolosnya sejak pergi tidak kembali ke sekolah.

Selain membolos siswa juga kadang melakukan tindakan tidak masuk sekolah tanpa izin, hanya bedanya antara bolos dengan tidak masuk tanpa izin cukup sulit. Kalau tidak masuk tanpa izin berarti tidak masuk sejak awal pelajaran sampai akhir pelajaran. Sedang bolos mungkin juga ada awal pelajaran tidak masuk kemudian pada jam tertentu dia masuk sekolah. Sehingga ia hanya mengikuti sebagai jam pelajaran saja., tidak mengikuti pelajaran secara utuh.

Apabila setiap guru mengabsen siswa pada saat mengajar maka akan diketahui akan yang tidak ikut pelajaran, akan tetapi untuk membedakan antara siswa yang bolos dengan yang tidak masuk tanpa izin agak kesulitan. Hal ini disebabkan guru yang mengajar pada saat itu tidak mengetahui kehadiran siswa tersebut pada jam pelajaran sebelumnya. Sehingga guru yang bersangkutan hanya akan menganggap siswa tersebut tidak masuk tanpa izin.

Kesulitan yang lain yaitu bagi wali kelas yang mengabsen siswa-siswinya pada jam pertama dan jam terakhir, hanya akan mengetahui kehadiran siswa pada jam pertama dan jam terakhir. Jadi kalau ada siswa yang bolos di tengah jam pelajaran juga tidak mengetahui, bagi wali kelas data awal pelajaran dan akhir sama, tetapi tidak tahu pada jam yang ditengah bila ada yang memolos maka siswa tersebut tetap dianggap masuk sekolah oleh guru yang lain, yang juga mengabsennya.

Sangsi yang diberikan kepada siswa yang melakukan tindakan tersebut diatas mestinya dalam memberikan sangsi juga harus dibedakan yaitu kategori sangsi pelanggaran antara siswa yang bolos dengan siswa yang tidak masuk tanpa izin berbeda. Karene kalau tidak masuk tanpa izin siswa yang bersangkutan mungkin dengan berbagai alasan masih dapat diterima. Tetapi kalau bolos merupakan kesengajaan bagi seorang siswa tidak ikut pelajaran. Dan umumnya kesengajaan menginggalkan pelajaran ini untuk kegiatan yang nantinya akan merugikan siswa itu sendiri. Karena kegagalan yang ia lakukan tidak ada hubungan dengan kegaitan dengan sekolah. Tidak jarang akibat bolos itu yang terkena imbasnya adalah sekolah atau orang tua/wali siswa.

Alasan mereka membolos sekolah sangat beragam, namun sebagaian besar mengatakan : Tidak senang pada mata pelajaran tertentu, tidak senang pada guru yang mengajar mata pelajaran tertentu, atau alasan lainya, seperti dalam ilustrasi diatas.

Oleh karena itu agar prose belajar mengajar dapat berjalan lancar maka sebaiknya kedua belah yaitu antara guru dan siswa saling introspeksi untuk memperbaiki diri.

Mari coba kita cari jalan keluarnya dengan haarapan dapat membantu/mengatasi masalah tersebut diatas :

A. Bagi guru mata pelajaran/bidang studi.
Apabila siswa ternyata tidak senang pada mata pelajaran yang diajarkan oleh guru, ini mungkin karena :

1. Tidak senang pada mata pelajaran terlalu sulit.

Belum tentu mata pelajaran yang termasuk kelompok eksakta yang meraka anggap sulit. Ada juga sebagian siswa yang menganggap mata pelajaran non-eksakta justru yang sulit. Apabila hal ini yang menjadi alasan bagi siswa, maka guru dapat memperbaiki metode mengajarnya yang barang kali kurang tepat bagi siswa tersebut. Hal ini bagi guru juga bukan pekerjaan yag mudah. Karena diperlukan wawasan yang luas dan mungkin juga pengalaman mengajar yang cukup, guru dalam menyajikan materi pelajaran hendaknya yang menarik, dengan methode yang bervariasi sehingga tidak membosankan, ini hampir dapat dipastikan guru dapat mengatasi permasalahan ini dengan baik.

2. Tidak senang pada guru.

Guru yang tidak disenangi oleh siswanya biasanya ada hubungan dengan mata pelajaran yang tidak disenangi oleh siswa. Sehingga apabila ada siswa yang tidak senang pada mata pelajaran tertentu maka akan tidak senang pula terhadap guru yang mengajar mata pelajaran tersebut. Biasanya mata pelajaran yang sulit siswa menganggap guru tersebut tidak dapat mengajar dengan baik. Padahal belum tentu demikian, karena mungkin betul-betul materinya sulit. Oleh Karena itu hendaknya bagi guru mata pelajaran dapat mengubah mata pelajaran yang sulit menjadi mudah. Bukan sebaliknya mengubah yang mudah menjadi sulit, selain itu guru hendaknya bersikap yang ramah tetapi tegas, simpatik mau membantu kesulitan siswa dengan system among.

B. Bagi siswa.

Siswa yang ada masalah pada saat mengikuti pelajran dapat diatasi dengan :

1. Mata pelajaran yang sulit.

Sebenarnya tidak ada/jarang ada mata pelajaran yang mudah. Karena semua mata pelajaran yang ada dalam jadwal pelajaran memang harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu perhatian mestinya harus sungguh-sungguh agar mata pelajaran tidak menjadi sukar atau menganggap mudah (menyepelekan), yang berakibat nilai hasil tesnya akan jatuh. Cara yang dapat dilakukan berusaha pada saat ulangan untuk mendapatkan nilai yang baik. Nilai yang baik bukan harus mendapatkan 9 atau 10. tetapi paling tidak nilai yang dapat memperlancar tahap berikutnya, misalnya kenaikan kelas, Ebta atau masuk sekolah ke tingkat atasnya. Selalu berusaha untuk mendapat nilai naik (lebih tinggi) dari nilai sebelumnya, setidak-tidaknya mendapat nilai sama dengan sebelumnya.

2. Tidak senang pada guru tertentu.

Memang kalau orang tidak senang terhadap orang lain biasanya cukup sulit untuk mengubah menjadi senang. Namun demikian bagi seorang siswa karena merupakan kewajiban sebagai siswa atau anak terhadap orang tua sebagai mana mestinya anak terhadap orang tuanya di rumah, siswa harus mau mengembangkan sikap menghormati dan menghargai kepada Orang Tua atau orang yang dituakan, kita coba memahami tujuan kita menuntut ilmu, ilmu tidak akan mudah dipahami tanpa adanya bimbingan dari guru, oleh karena itu kita harus membuang jauh-jauh sikap yang anti pati terhadap guru sehingga akan mempermudah kita dalam mengikuti pelajaran, maka sebaiknya hal-hal yang tadinya sulit akan berubah menjadi senang. Mata pelajaran yang tadinya jelek akan menjadi baik. Dan banyak hal-hal lain yang sangat menguntungkan bagi siswa.

3. Karena alasan lain.

Dalam membolos kadang disebabkan pula oleh alasan-alasan tertentu yang kadang hanya mementingkan dirinya sendiri, tanpa memikirkan kepentingan yang lebih besa, contoh pada saat jam pelajaran membolos hanya untuk sekedar jalan-jalan di Mall. Disini hendaknya siswa harus sadar akan kepentingan yang lebih utama untuk menyongsong masa depan yaitu belajar, oleh karena itu kepentingan yang tidak penting hendaknya ditunda dilaksanakan setalah jam pelajaran sekolah selesai.

Demikian sekelumit tetang membolos, kerena kegiatan membolos sangat merugikan, maka hendaknya jangan dilakukan, karena mengapa harus membolos sekolah ?, jika malah tidak menguntungkan bagi kita saat besekalh.

Kemudian apabila proses belajar –mengajar ini dilakukan dengan sebaik-baiknya antara guru dan siswa di sekolah, maka tingkat bolosnya siswa akan berkurang. Sehingga proses belajar-mengajar akan tertib siswanya berprestasi , sekolahnya masju dan orang tua/wali menjadi pusas.